Konnichi-wa!! Minna-san!! Aku hadir lagii~~ #sokkenal
kali ini aku mau bagi info ttg OTAKU nih. Siapa yang OTAKU??!! >0< *seketika hening*.
Aku bagi info ini karena aku sendiri Otaku.. *emang kenapa?*
Please enjoy it!! :)
Hanya sedikt info yang aku dapat, tapi aku harap ini bisa berguna walaupun cuma di copas doang /plak
Otaku
Otaku (おたく?) adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi atau kata ganti orang kedua yang paling sopan dalam bahasa Jepang baku, setara dengan kata "Anda" dalam bahasa Indonesia.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal Jepang seperti anime dan manga, bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal Jepang seperti anime dan manga, bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku
Sejarah Otaku:
Distrik Akihabara tempat otaku berkumpul
Di awal dekade 1980-an sudah ada istilah slang bernada sumbang byōki (ビョーキ "sakit"?) yang ditujukan kepada penggemar berat lolicon, manga dan dōjin manga. Istilah byōki sudah sering muncul dalam dōjinshi sampai ke anime dengan peran utama anak perempuan seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel “Otaku”no Kenkyū (おたくの研究 Penelitian tentang Otaku?)[1] yang dimuat majalah Manga Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat subkultur seperti anime dan manga.
Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態 situasi kalangan otaku?) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara harafiah: suku Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran kata "zoku," seperti Bōsōzoku dan Takenokozoku.
Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk menyebut wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok sedikit bersifat "cult" berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang berusia 50 tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan hampir tidak pernah disebut otaku.
Istilah "otaku" dalam arti sempit awalnya hanya digunakan di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk kalangan terbatas seperti penerbitan Dōjinshi. Belakangan ini, istilah otaku dalam arti luas sering dapat mempunyai konotasi negatif atau positif bergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum, atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil, dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang disebut "mania" karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang, istilah otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudō-otaku (otaku kereta api alias Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mō-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).
Secara derogatif, istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi "laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum," tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk anak laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap seseorang.
Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.
Distrik Akihabara tempat otaku berkumpul
Di awal dekade 1980-an sudah ada istilah slang bernada sumbang byōki (ビョーキ "sakit"?) yang ditujukan kepada penggemar berat lolicon, manga dan dōjin manga. Istilah byōki sudah sering muncul dalam dōjinshi sampai ke anime dengan peran utama anak perempuan seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel “Otaku”no Kenkyū (おたくの研究 Penelitian tentang Otaku?)[1] yang dimuat majalah Manga Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat subkultur seperti anime dan manga.
Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態 situasi kalangan otaku?) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara harafiah: suku Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran kata "zoku," seperti Bōsōzoku dan Takenokozoku.
Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk menyebut wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok sedikit bersifat "cult" berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang berusia 50 tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan hampir tidak pernah disebut otaku.
Istilah "otaku" dalam arti sempit awalnya hanya digunakan di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk kalangan terbatas seperti penerbitan Dōjinshi. Belakangan ini, istilah otaku dalam arti luas sering dapat mempunyai konotasi negatif atau positif bergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum, atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil, dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang disebut "mania" karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang, istilah otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudō-otaku (otaku kereta api alias Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mō-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).
Secara derogatif, istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi "laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum," tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk anak laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap seseorang.
Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.
Definisi "Otaku" kan gini:
Menurutku: Orang yang terlalu addict sama anime/manga, terlau addict sampai-sampai dikira orang gila, kalau di Jepang sendiri otaku itu cenderung ke arah negatif, abis mereka dianggap 'aneh'.
Misal cosplay (baju anime kan memang 'u-n-i-k'!) apalagi para otaku tuh sering nambahin atribut aneh yang nggak biasa ke cosplay mereka jadi gitu deh. Tapi nggak semua otaku kayak gitu sih. Terus nempelin poster anime secara lebay di kamar mereka, dan bisa marah gila gilaan kalau chara favorit mereka disinggung. Terlalu addict sampai nggak bisa sosialisasi di dunia nyata, padahal kan antara kenyataan dan yang bukan harus seimbang. Karena terkesan 'kuper' karena mereka cuma jago jika membahas soal anime/manga, mereka dianggap aneh.
Kalau menurut wikipedia:
Otaku (おたく ?) adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi atau kata ganti orang kedua yang paling sopan dalam bahasa Jepang baku, setara dengan kata "Anda" dalam bahasa Indonesia.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal Jepang seperti anime dan manga, bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku.
Di awal dekade 1980-an sudah ada istilah slang bernada sumbang byōki (ビョーキ ,"sakit"?) yang ditujukan kepada penggemar berat lolicon, manga dan dōjin manga. Istilah byōki sudah sering muncul dalam dōjinshi sampai ke anime dengan peran utama anak perempuan seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel “Otaku”no Kenkyū (おたくの研究 ,Penelitian tentang Otaku) yang dimuat majalah Manga Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat subkultur seperti anime dan manga.
Diambil dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Otaku
( http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100129235805AAVvrJw )
Ini satu lagi :3
Mungkin Istilah Otaku sudah tidak jarang lagi bagi penggemar Anime dan Manga. Ya memang sudah banyak Komunitas Otaku di indonesia. Tapi banyak juga orang yang menklaim bahwa dirinya otaku hanya karena dia menyukai anime, manga, dorama, J-music, ataupun J-culture lainnya. Namun kebanyakan orang di indonesia mengklaim dirinya otaku hanya karena dia suka banyak serial anime ataupun manga. Sebenarnya menyukai banyak serial anime ataupun manga belum layak disebut otaku, karena memang banyak orang yang suka anime manga tapi dia bukan otaku. Sekedar menykai anime dan munga bukan berarti otaku. Banyaik yang mengklaim dirinya otaku tanpa tahu apa itu otaku. Sebenarnya Otaku bukan lah orang yang sekedar menyukai anime dan manga begitu saja. Lantas apa sebenarnya pengertian Otaku itu? Berikut Penjelasannya mengenai Apa sih otaku itu? yang saya kutip dari berbagai sumber...
Apa sih otaku? Sering dengar, tapi artinya kok tidak jelas. Kata Otaku sendiri berarti 'rumahmu' atau 'kamu' dan mempunyai konotasi formal. Jadi aneh jika menggunakan kata 'otaku' dalam pembicaraan sehari-hari dengan teman. Tapi sejak sekitar akhir tahun 70-an, arti dari otaku mulai bergeser. Konon awalnya adalah ketika kalangan penggemar anime/manga ketika bertemu mereka menyapa, "Bolehkan saya melihat koleksi kamu [=otaku]" dengan bahasa yang sopan. Menurut Toshio Okada [salah satu pendiri Gainax, yang kini mendalami budaya otaku], istilah otaku berasal dari kreator Macross [1982], Shoji Kawamori dan Haruhiko Mikimoto yang bekerja di Studio Nue. Keduanya belajar di Universitas Keio [yang dikenal sebagai institusi pendidikan terhormat], mereka menggunakan kata 'otaku' untuk saling menyapa. Kemudian staff Studio Nue juga turut menggunakan sapaan otaku, hingga menular ke kalangan fans Macross.
Tahun 1983, istilah 'otaku' untuk menyebut fans digunakan dalam artikel Otaku no Kenkyu dalam majalan Manga Burikko yang ditulis oleh jurnalis Akio Nakamori. Ia menyebut fans sebagai otaku-zoku [generasi otaku] dan menulis bahwa otaku itu anti sosial, tertutup dan aneh. Istilah otaku itu semakin negatif ketika kasus pembunuhan 4 orang anak perempuan oleh Tsutomu Miyazaki tahun 1989 membuka fakta bahwa Miyazaki adalah seorang 'otaku' yang tidak dapat memisahkan antara kenyataan dengan khayalan yang ia konsumsi melalui manga dan anime [yang kebanyakan mengandung unsur pornografi/hentai dan kekerasan].
Terlepas dari stereotyping dan kasus yang dikaitkan dengan definisi otaku, sebenarnya otaku tidak terbatas pada anime dan manga saja. Di Jepang label otaku bisa diberikan bagi orang yang tergila-gila pada artis, game, militia [hal-hal yang berbau militer], kaiju [monster seperti Godzilla, dll], cosplay, imperial [hal-hal yang berhubungan dengan kekaisaran Jepang sejak zaman kuno], dll. Bukankah itu sama saja dengan fandom apapun di seluruh dunia? Fans sepak bola, penyuka mobil balap, Harry Potter, dsb. Intinya, otaku adalah sebutan untuk orang yang sangat menggemari sesuatu. Tetapi, berbeda dengan fans pada umumnya, otaku mempunyai arti yang lebih spesifik [juga karena pergeseran budaya di sana]. Otaku adalah fans berat dan fanatik, yang sering kali [walau tidak semua] juga berperilaku tertutup dan tidak mudah bersosialisasi. Otaku lebih nyaman berhubungan dengan sesama otaku atau dengan objek yang disukainya [misalnya anime, manga, game]. Dengan segala kecanggihan tekhnologi di Jepang, otaku lebih sering berhubungan dengan sesama otaku melalui internet, tanpa kenal nama asli maupun sosok orang yang sebenarnya. Mereka bertukar informasi karena bagi otaku, informasi adalah segalanya. Sekecil dan sesepele apapun informasi itu, yang penting mereka tahu. Adalah kebanggaan bila tahu suatu informasi yang tidak/belum diketahui oleh orang lain atau sesama otaku. Jadi bagi otaku, nama anjing peliharaan mangaka favoritnya atau pekerjaan ayah artis idolanya itu sangat penting. Informasi juga menjadi ukuran seberapa hebat dirinya sebagai otaku. Karena itu para otaku sering disebut sebagai maniak karena kesukaan mereka pada sesuatu benar-benar total.
Sayangnya, karena sebagian otaku ini bersikap anti sosial, tertutup, dan nampak aneh bagi orang-orang yang non-otaku, jadilah anggapan umum bahwa otaku adalah buruk. Hal ini juga didukung oleh perilaku kriminal ataupun kelainan jiwa dari tidak sedikit otaku yang membuat definisi otaku semakin negatif. Label otaku sekelas dengan "nerd" di Amerika Serikat [USA] yang dinilai tidak dapat berlaku sewajarnya di lingkungannya. Namun di USA sendiri, label otaku justru disandang dengan penuh rasa bangga oleh penggemar anime/manga. Karena anime/manga masih menjadi hobi yang jarang, fans merasa diri mereka unik dan bangga menjadi 'otaku' yang tahu lebih banyak soal anime/manga daripada orang lain. Bagi fans di Indonesia, sedikit banyak sama dengan fans USA yang bangga menjadi otaku karena tidak tahu di Jepang istilah otaku mempunyai arti yang cenderung negatif.
Untuk istilah otaku, karena tahu pada walnya arti otaku tidak mengandung unsur negatif, rasanya sah-sah saja menyebut fans yang memang tahu banyak soal anime, manga, atau J-music sebagai otaku. Tapi itu hanya untuk membedakan antara fans yang kadarnya biasa-biasa saja dengan hardcore fans/fans berat. Apalagi kalau fans itu tidak melakukan sesuatu yang buruk.
Artikel ini memang terlalu pendek untuk menjabarkan apa arti otaku sesungguhnya dari berbagai aspek. Tetapi yang penting, otaku bukan sesuatu yang mati. Otaku bisa berkembang dan bergeser artinya dipengaruhi oleh perilaku orang yang menjadi subjeknya, yaitu kamu sendiri. Terserah kemana fans akan membawanya, apakah ke arah yang positif, atau justru membuatnya semakin negatif?.
Kesimpulannya, Orang yang diklaim sebagai otaku adalah orang yang menjadi sangat maniak dan menitik beratkan terhadap hobinya dan selalu update untuk mengumpulkan data mengenai apa hobi/minatnya dan mencari info-info terbaru mengenai hal yang ditekuninya, seperti Tekhnologi, Anime, Dorama, Manga, Music, Dll. Mengoleksi setiap hal yang berhubungan dengan hal yang ditekuninya tersebut dengan sangat teramat lengkap, seperti membeli miniaturnya, dll. Jadi, Otaku bukan lah orang yang suka akan anime dan manga saja, melainkan orang yang suka dan maniak terhadap satu hal yang sangat disukainya dan ditekuninya dengan tak terkendali. Biasanya otaku dibantu dengan alat-alat canggih yang mendukung hobinya, dan suka menghabiskan uang ( sangat Boros ) untuk mendapatkan hal-hal yang mendukung hobinya tersebut.
Source:
Animonster
Hira404
Wikipedia
Untuk mengetahui mengenai otaku lebih baik anda mencari lebih banya sumber dan berbagai artikel mengenai otaku, atau berikut perngertian dan sejarah Otaku secara sederhana dari wikipedia. Sebainya anda mencari berbagai pranala luar agar mendapat sedikit informasi mengenai otaku, itu dan jangan asal menklaim diri sebagai otaku tanpa dasar yang pasti.
Yosh!! segitu dulu yee~ Disini, koneksi gak mendukung aku sih W(OAO W)
Byuu-byee~